Indeks Demokrasi Turun, Saldi Isra: Tetap Optimis!
Padang, sumbar.kpu.go.id – Performa demokrasi Indonesia dalam Global State of Democracy (GSoD) yang diterbitkan secara berkala oleh The International IDEA –organisasi antar pemerintah di dunia– mengalami penurunan. Dalam dua dasawarsa terakhir sejak bergulirnya reformasi, Indonesia menempati klasifikasi negara dengan level menengah (mid-range performing democracy). Namun, dalam laporan terakhir GSoD 2021, posisi Indonesia turun menjadi negara demokrasi dengan performa rendah (weak democracy). Menanggapi rilisan ini, Saldi Isra, Hakim Konstitusi Republik Indonesia, mengajak seluruh elemen bangsa untuk tetap optimis. “Jangan khawatir jika indeks demokrasi kita hari ini turun. Kita sangat mungkin untuk memperbaikinya sepanjang instrumen kunci dalam demokrasi masih terus kita pelihara. Semua atribut yang menjadi indikator dalam penilaian ini sudah kita miliki. Ada yang sudah berada pada jalurnya, ada yang masih harus bertarung” tegas Saldi. Hal ini disampaikan Saldi Isra dalam Pidato Kunci pada kegiatan yang digagas The International Idea dan Perkumpulan untuk Demokrasi dan Pemilu (Perludem), bekerja sama dengan Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas dan KPU Provinsi Sumatera Barat (KPU SUmbar), pada Jumat (22/7/2022) di Hotel Santika Premiere, Padang. Seminar yang bertajuk “Potret Demokrasi di Indonesia dalam Global State of Democracy 2021 dan Demonstrasi Electoral Redistricting App” ini dihadiri oleh perwakilan penyelenggara pemilu tingkat kabupaten/kota se-Sumbar, akademisi, perwakilan partai politik, pimpinan media dan mahasiswa. Tren penurunan tingkat demokrasi ini memang terjadi pada hampir seluruh negara demokrasi di dunia, termasuk Amerika Serikat yang selama ini dianggap sebagai kampiun demokrasi. Lebih lanjut, Saldi Isra mengajak untuk terus mengembangkan wacana perbaikan partai politik. “Justru yang harus kita beri porsi perhatian lebih adalah partai politik. Karena konstitusi kita memberi tempat yang besar untuk parpol. Berdemokrasi adalah bagaimana kita mampu menata parpol”, jelas Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Andalas ini. Momentum penurunan indeks demokrasi ini menurut Ketua KPU Sumbar Yanuk Sri Mulyani, harus dijadikan motivasi untuk mensukseskan Pemilu Serentak Tahun 2024. Dalam sambutannya, Yanuk mengajak semua pihak berkontribusi membenahi residu pemilu seperti polarisasi dan vote buying atau lebih dikenal dengan istilah politik uang. “Pelaksanaan pemilu yang berkualitas menjadi salah satu bagian dari indikator yang dinilai. Meski poinnya cukup bagus dibanding aspek lain, namun residu pemilu ikut berkontribusi dalam penurunan demokrasi. Karena itu, kami sebagai penyelenggara pemilu berkeinginan Pemilu 2024 tidak hanya sukses secara procedural namun juga berkontribusi pada penguatan demokrasi secara substansial” tutup Yanuk.* (parmas/AA)
Selengkapnya