Dosen Ilmu Politik UNAND dan KPU Sumatera Barat Adakan Pengabdian Bertema "Menjadi Pemilih Cerdas dan Rasional pada Pilkada 2024"
Padang – Pada Senin, 30 September 2024, dosen dari Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas (UNAND) berkolaborasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumatera Barat menggelar kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema "Menjadi Pemilih Cerdas dan Rasional pada Pilkada 2024". Acara ini berlangsung di Aula FISIP Universitas Andalas dan dihadiri oleh sejumlah mahasiswa serta perwakilan dari berbagai lembaga.
Wakil Dekan I FISIP UNAND, Dr. Tengku Rika Valentina, S.IP., turut hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, yang disampaikan oleh Ketua HIMAPOL FISIP UNAND, beliau mengapresiasi kehadiran seluruh peserta serta menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan. "Mahasiswa harus menolak politik uang dan terus menjaga integritas, terutama dalam memerangi penyebaran berita hoaks," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Dekan II FISIP UNAND secara resmi membuka kegiatan tersebut. Ia menyampaikan harapannya agar acara berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat besar bagi para peserta dalam menyongsong Pilkada serentak pada 27 November 2024.
Tingkat Partisipasi Rendah di Sumatera Barat
Jons Menedy, S.Pd., M.AP., salah satu narasumber dari KPU Sumatera Barat, memaparkan bahwa tingkat partisipasi pemilih di Sumatera Barat pada pemilu sebelumnya mencapai 64,70%. "Angka ini masih tergolong rendah, dan diharapkan meningkat pada Pilkada 2024," ujar Jons. Ia juga menyebutkan bahwa angka partisipasi dalam pemungutan suara ulang (PSU) di beberapa wilayah, termasuk Sumatera Barat, bahkan menurun drastis, hanya mencapai 36%.
Isu kotak kosong juga menjadi perhatian dalam Pilkada tahun ini, terutama di Kabupaten Dharmasraya yang hanya diikuti oleh satu pasangan calon.
Pentingnya Menjadi Pemilih Cerdas
Dalam sesi diskusi, para narasumber menekankan pentingnya para pemilih, khususnya pemilih pemula, untuk memahami proses dan mekanisme pemilu. Para pemilih diimbau untuk mengecek status mereka di Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan menolak segala bentuk politik uang. "Fenomena politik uang kini semakin bervariasi, termasuk dalam bentuk merchandise yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah," ujar salah satu pemateri.
Dr. Aidinil Zetra menambahkan, "Budaya politik demokratis harus terus ditanamkan. Masyarakat harus aktif dalam kehidupan politik dan berani menuntut janji-janji demokrasi yang belum terpenuhi." Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar untuk sejahtera dengan sumber daya alam yang melimpah dan bonus demografi, tetapi janji demokrasi belum sepenuhnya terealisasi.

Fenomena Politik dalam Pilkada 2024
Dr. Zulfadli menyebutkan bahwa Pilkada serentak 2024 merupakan yang terbesar dalam sejarah Indonesia. "Meskipun partisipasi masyarakat dalam pemilu meningkat, kualitas demokrasi justru menurun," ungkapnya. Ia juga menyoroti fenomena calon tunggal yang melawan kotak kosong, yang semakin marak terjadi di beberapa daerah, sebagai kemunduran demokrasi.
Salah satu hal positif yang diangkat dalam diskusi adalah meningkatnya partisipasi perempuan dalam Pilkada tahun ini, mencapai 19,92%. Pemilih muda juga diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu mengawasi dan mengkritisi budaya politik saat ini.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang diikuti antusias oleh para peserta, terutama dari kalangan mahasiswa. Para narasumber berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran politik masyarakat Sumatera Barat dalam menghadapi Pilkada 2024. (Maidi/Parhumas KPU Sumbar)