Pilkada Sumbar 2024: Antara Kemenangan Spektakuler dan Tantangan Demokrasi

Imal Latul Khaira

Pemilihan kepala daerah (pilkada) merupakan manifestasi demokrasi lokal yang esensial dalam menentukan arah pembangunan suatu daerah. Sumatera Barat (Sumbar), dengan karakteristik politik yang unik, kembali menjadi sorotan dalam Pilkada 2024. Berbagai dinamika, mulai dari kemenangan telak pasangan calon hingga rendahnya partisipasi pemilih, mencerminkan kompleksitas demokrasi di provinsi ini.​

Berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumbar, pasangan Mahyeldi Ansharullah dan Vasko Ruseimy meraih kemenangan signifikan dalam Pilkada Sumbar 2024 dengan perolehan suara sebesar 77,12 persen. Sedangkan rivalnya, pasangan Epyardi Asda dan Ekos Albar hanya memperoleh 22,88 persen suara. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kemenangan Mahyeldi-Vasko. Mulai dari popularitas dan rekam jejak petahana yang kuat dalam pembangunan infrastruktur dan pendidikan. Kondisi itu meningkatkan kepercayaan publik. terhadap Mahyeldi-Vasko.

Kemudian, dukungan koalisi partai politik. Koalisi partai besar, termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS), memberikan dukungan solid yang memperkuat posisi Mahyeldi-Vasko. Selanjutnya, pendekatan kampanye yang menekankan keberlanjutan program pembangunan dan pemanfaatan media sosial berhasil menjangkau pemilih muda.​

Mahyeldi dan Vasko juga unggul karena lemahnya perlawanan politik pasangan Epyardi-Ekos Albar. Mereka terlihat kurang mampu menarik dukungan luas, dengan basis pemilih yang terbatas di wilayah tertentu.​ Selain itu, media massa dan survei elektabilitas juga terus mendengungkan tren positif bagi Mahyeldi-Vasko.

Politik Identitas dan Partisipasi Pemilih

Meski kemenangan Mahyeldi-Vasko menunjukkan stabilitas politik, Pilkada Sumbar 2024 juga menghadapi tantangan serius. Isu politik identitas, terutama yang berbasis agama dan budaya, masih menjadi faktor yang memengaruhi preferensi pemilih, meskipun penggunaannya relatif menurun dibandingkan pilkada sebelumnya.​

Kemudian, tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 57,15 persen dari total 4.103.084 Daftar Pemilih Tetap (DPT). Angka tersebut jauh di bawah target 75 persen yang ditetapkan oleh KPU Sumbar. Faktor-faktor seperti kejenuhan politik, ketidakpercayaan terhadap kandidat, dan kendala teknis menjadi penyebab utama rendahnya partisipasi.​

Di sisi lain, media sosial memainkan peran krusial dalam membentuk opini publik selama Pilkada Sumbar 2024. Narasi yang dibentuk oleh buzzer di media sosial lebih banyak membahas seputar ekonomi lokal Sumatera Barat, memengaruhi persepsi pemilih terhadap kandidat. Namun, penyebaran informasi yang tidak akurat atau berita hoaks melalui platform digital juga menjadi tantangan yang harus dihadapi.​

Meningkatkan Kualitas Demokrasi Lokal

Untuk memperkuat demokrasi di Sumatera Barat, ada beberapa langkah strategis perlu diambil. Pertama, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang proses demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan dan pelatihan politik.​

Kedua, mendorong sinergi antara pemerintah, LSM, akademisi, dan media dalam menyebarkan informasi yang akurat dan mendidik masyarakat terkait proses pemilu.​ Ketiga, mengintegrasikan sistem informasi elektronik untuk memudahkan proses pendaftaran, verifikasi data pemilih, dan penyampaian informasi seputar proses pemilu.​

Selanjutnya, menerapkan mekanisme pengawasan yang efektif untuk mencegah kecurangan dan praktik transaksional selama proses pemilu.​ Kemudian, mendorong masyarakat untuk aktif dalam proses demokrasi, tidak hanya sebagai pemilih tetapi juga sebagai pengawas dan pemberi masukan konstruktif.​

Di bagian penutup, Pilkada Sumbar 2024 mencerminkan dinamika demokrasi lokal yang kompleks, dengan kemenangan telak pasangan Mahyeldi-Vasko di satu sisi, dan tantangan seperti politik identitas serta rendahnya partisipasi pemilih di sisi lain. Untuk mewujudkan demokrasi yang lebih inklusif dan partisipatif, diperlukan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, penyelenggara pemilu, media, dan masyarakat sipil.​

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Dilihat 147 Kali.